Advertisement
Banaspatiwatch.co.id || Madiun -- Program makan siang gratis untuk siswa yang digalakkan oleh pemerintah di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Madiun, mendapat perhatian dari DPD PSM-BM. Program ini bertujuan untuk mendukung gizi anak-anak sekolah, tetapi di sisi lain juga memunculkan keprihatinan terkait dampak lingkungan yang ditimbulkan, terutama terkait dengan penggunaan kemasan makanan sekali pakai, seperti plastik atau mika.
Ketua DPD PSM-BM, Tyawanaji, menyoroti potensi masalah sampah yang akan muncul seiring dengan penerapan program makan siang gratis. "Di Indonesia, jumlah siswa yang terdaftar di berbagai jenjang pendidikan sangat besar. Berdasarkan data Kemendikbudristek, ada sekitar 26 juta siswa di tingkat SD, 6,5 juta siswa di SMP, dan 7 juta siswa di SMA/SMK. Jika setiap siswa menerima makan siang dengan kemasan plastik atau mika, bayangkan berapa ton sampah yang dihasilkan setiap bulan di seluruh Indonesia," ungkap Tyawanaji.
Ia mengingatkan pentingnya kebijakan yang lebih bijaksana dalam pemilihan kemasan makan siang. "Kami mengusulkan agar pengelola program makan siang menggunakan bahan kemasan yang lebih ramah lingkungan, seperti daun pisang atau daun jati. Selain lebih mudah terurai, penggunaan bahan alami ini juga bisa membuka peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar yang memproduksi daun-daunan tersebut," tambah Tyawanaji.
Tyawanaji juga menekankan bahwa solusi ramah lingkungan bukan hanya mengurangi masalah sampah, tetapi juga dapat berkontribusi pada perekonomian kerakyatan. "Dengan menggunakan bahan kemasan alami, kita tidak hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga dapat meningkatkan perekonomian lokal yang mendukung keberlanjutan alam," ujarnya.
Sampah plastik yang sulit terurai memang menjadi tantangan besar bagi setiap daerah di Indonesia, apalagi jika program makan siang gratis dilaksanakan secara masif. "Jika seluruh Indonesia mengimplementasikan program ini tanpa memperhatikan dampak lingkungan, jumlah sampah yang dihasilkan bisa sangat besar dan sulit untuk dikelola," tambah Tyawanaji.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang lebih bijaksana, diharapkan ide-ide seperti ini dapat diterima dan diterapkan. DPD PSM-BM berharap agar pemerintah dan pengelola program makan siang gratis dapat mempertimbangkan usulan ini sebagai langkah untuk menjaga lingkungan sekaligus mendukung ekonomi kerakyatan, demi masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia.
Seiring dengan semakin besarnya kebutuhan akan solusi berkelanjutan, penting bagi setiap pihak untuk berpikir jangka panjang dan menjaga keseimbangan antara program sosial dan keberlanjutan lingkungan. (Red)