Iklan

Selasa, 11 Maret 2025, 11.3.25 WIB
Last Updated 2025-03-17T02:09:53Z

Sitinggil Gemarang: Jejak Petilasan Abiyoso di Madiun yang Sarat Sejarah dan Spiritual

Advertisement

 



banaspatiwatch.co.id || Madiun, Jawa Timur – Kabupaten Madiun kembali menegaskan perannya sebagai daerah yang kaya akan sejarah dan budaya. Salah satu situs bersejarah yang masih menyimpan misteri dan menjadi tujuan ziarah adalah Sitinggil, yang terletak di Desa Tawangrejo, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun. Lokasi ini dipercaya sebagai tempat pertapaan Eyang Abiyoso, sosok spiritual yang dihormati dalam sejarah Madiun.


Sejarah dan Jejak Eyang Abiyoso di Sitinggil


Sitinggil bukan sekadar tempat yang disakralkan, tetapi juga memiliki jejak sejarah yang erat kaitannya dengan leluhur Madiun. Menurut sumber-sumber lokal, situs ini merupakan tempat pertapaan Eyang Abiyoso, yang diyakini sebagai seorang tokoh spiritual pada masa lampau. Selain itu, beberapa catatan juga menyebutkan bahwa tempat ini digunakan oleh Pangeran Timoer atau Panembahan Ronggo Jumeno, Adipati Purabaya yang menjadi cikal bakal Madiun.


Keberadaan Sitinggil sebagai situs bersejarah semakin diperkuat dengan adanya berbagai peninggalan seperti makam tua, batu pertapaan, dan pepohonan besar yang diyakini memiliki nilai historis dan spiritual. Tidak heran jika tempat ini menjadi tujuan utama para peziarah yang ingin mencari ketenangan dan berkah.


Selain nilai sejarahnya, Sitinggil juga menawarkan keindahan alam yang memukau. Terletak di kawasan perbukitan, lokasi ini dikelilingi oleh hutan jati, mahoni, dan sono, yang masih terjaga kelestariannya.


Di sekitar Sitinggil terdapat Lembah Penampihan, sebuah area sawah subur yang menambah daya tarik kawasan ini. Dengan pemandangan yang asri dan udara yang sejuk, tempat ini sering dijadikan sebagai lokasi meditasi, refleksi diri, maupun wisata religi bagi masyarakat setempat maupun dari luar daerah.


Meski memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi, keberadaan Sitinggil masih menghadapi berbagai tantangan. Kurangnya perhatian dari pemerintah dan minimnya upaya konservasi membuat situs ini berpotensi mengalami degradasi.


Sejarawan dan pemerhati budaya setempat telah mengusulkan beberapa langkah pelestarian, antara lain:


-Penetapan Sitinggil sebagai cagar budaya resmi untuk mencegah alih fungsi lahan yang dapat merusak situs.

-Perawatan makam tua dan area pertapaan agar tetap terjaga dalam kondisi baik.

-Pengembangan Sitinggil sebagai destinasi wisata religi dengan tetap mempertahankan keaslian dan kelestarian alamnya.


Sitinggil di Desa Tawangrejo, Gemarang, Madiun, bukan hanya sekadar tempat pertapaan, tetapi juga merupakan warisan budaya dan spiritual yang memiliki peran penting dalam sejarah Madiun. Dengan potensi alam yang indah dan sejarah yang kaya, situs ini dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata religi yang menarik, sekaligus tetap menjaga warisan leluhur bagi generasi mendatang.


Pemerintah, akademisi, dan masyarakat diharapkan dapat bersinergi dalam melestarikan situs ini agar tidak hilang ditelan zaman. Sebab, sejarah adalah bagian dari identitas yang harus dijaga dan diwariskan.

Red : Gusti Pasopati