Advertisement
BanaspatiWatch.co.id || Madiun, 02-04-2025 -- Dua tokoh besar dalam penyebaran Islam di Madiun, Kyai Ageng Basyariyah (Raden Mas Bagus Harun) dan K.P. Tubagus Ngasik Zaenal Asikin, meninggalkan jejak sejarah yang tetap dikenang hingga kini. Meski berasal dari latar belakang berbeda, keduanya memiliki tujuan yang sama dalam menyebarkan ajaran Islam di Jawa.
Kyai Ageng Basyariyah adalah keturunan Panembahan Senopati dan putra dari Dugel Kesambi (Pangeran Nolojoyo), Adipati Ponorogo. Dikenal sebagai ulama besar, ia mendirikan Masjid Agung Sewulan pada 1740 dan turut serta dalam Geger Pecinan (1741-1743). Makamnya yang terletak di Desa Sewulan, Dagangan, Madiun, kini menjadi destinasi ziarah bagi banyak orang.
Berbeda dengan Kyai Ageng Basyariyah yang berasal dari Mataram, Tubagus Ngasik Zaenal Asikin merupakan keturunan Sultan Maulana Hasanuddin dari Banten. Datang ke Madiun untuk berdakwah, ia menyebarkan Islam dan meninggalkan warisan berupa masjid kuno di Desa Sukosari, Dagangan, Madiun. Makamnya yang berada di dekat masjid tersebut hingga kini masih ramai dikunjungi peziarah.
Makam keduanya berjarak sekitar 3-4 kilometer dalam satu kecamatan, Dagangan, Madiun, dengan waktu tempuh sekitar 3-4 menit menggunakan kendaraan bermotor. Kedekatan ini menandakan hubungan erat dalam penyebaran Islam di daerah tersebut.
Meskipun memiliki latar belakang berbeda, baik Kyai Ageng Basyariyah maupun Tubagus Ngasik Zaenal Asikin memiliki peran penting dalam membangun pondasi Islam di Madiun. Keduanya dikenang sebagai ulama besar yang membawa perubahan bagi masyarakat setempat. Hingga kini, jejak perjuangan mereka tetap hidup melalui masjid-masjid dan tradisi keislaman yang berkembang di wilayah tersebut.
Red.....